
Ulu Tiram, Johor–Coklit atau Pendataan Pemilih Sementara menjadi tahapan penting dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Namun, kegiatan ini seringkali dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti kesulitan mengakses lokasi rumah penduduk dan adanya skeptisisme dari sebagian Warga Negara Indonesia (WNI) terhadap proses tersebut.
Hal ini dialami oleh tim Pantarlih di berbagai wilayah, termasuk di Johor. ”Ada yang tidak mau didata, ada yang sudah pindah, juga ada yang marah dikarenakan kami memandai” (–membuat sesuka hati, mengikuti fikiran sendiri; sumber Pusat Rujukan Persuratan Melayu)” demikian sebagaimana diungkapkan oleh Yantie, salah satu tim Pantarlih di Ulu Tiram selama proses Coklit via aplikasi Whatsapp. Hal senada juga dialami oleh anggota Pantarlih Johor, Natalia, saat mencoklit di wilayah Skudai dan Ulu Tiram. Anggota Pantarlih tersebut melaksanakan coklit di luar pagar dan tidak di suruh masuk oleh salah satu WNI yang tinggal di wilayah tersebut. Namun demikian, tim masih melihat adanya kerjasama yang baik dari WNI di wilayah Skudai dan Ulu Tiram selama proses Coklit berlangsung.
Tim Pantarlih tetap bersemangat dan mengambil inisiatif untuk membangun komunikasi yang baik dengan warga dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam proses Coklit. Selain itu, mereka juga memberikan edukasi dan informasi mengenai pentingnya data kependudukan yang akurat untuk menjaga keutuhan dan kepercayaan dalam pelaksanaan Pemilu. Dengan upaya keras dan kesabaran, tim Pantarlih berhasil mengatasi berbagai tantangan dan skeptisisme dari WNI.